Quantum Teaching

Posted by the_rieef Minggu, 10 Maret 2013 0 komentar


A.    Pengertian Quantum Teaching
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi manjadi cahaya, sedangkan teaching adalah pengajaran.[1] Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriyah dengan segala nuansa.[2] Quantum Teaching dapat diartikan sebagai orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar moment belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan belajar siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah peserta didik menjadi cahaya yang bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.[3]
Quantum teaching ini bermula dari seorang pakar pendidik yang berasal dari belgia, yaitu Dr Georgi Lozanov. Ia telah bereksperimen dengan sugesstologi yang berprinsip pada “Sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar”.[4] Metode belajar ini diadopsi dari beberapa teori yang diantaranya adalah sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) dan pendidikan holistik.
Jadi Quantum Teaching telah menunjukkan kepada para pendidik tentang cara pembelajaran yang baik yaitu dengan menguraikan cara-cara baru yang  memudahkan proses belajar dengan pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah. Selain itu Quantum teaching juga mengkombinasikan antara potensi yang ada pada diri peserta didik dengan lingkungan sekitarnya untuk mencapai hasil yeng semaksimal mungkin.

B.     Prinsip-prinsip Quantum Teaching
Dalam pelaksanaan Quantum Teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap yang dianggap sebagai struktur chord dasar dari simfoni belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

  1. Segalanya bicara, Maksudnya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang guru bagikan hingga rancangan pelajaran guru, keseluruhannya mengirim pesan tentang belajar 
  2. Segalanya bertujuan, Semua yang terjadi karena guru mempunyai tujuan seperti seorang guru yang harus secara hati-hati menyusun pelajaran. 
  3. Pengalaman sebelum pemberian nama, Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Pembelajaran berjalan sukses ketika murid mengalami informasi pada awal pembelajaran 
  4. Akui setiap usaha, Dalam belajar mengandung resiko dan keluar dari rasa nyaman. Pada langkah ini, murid berhak atas pengakuan dari kecakapan dan rasa percaya diri mereka. Murid mengambil resiko dan membangun kompetensi dan kepercayaan diri mereka. 
  5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Perayaan atau memberikan sesuatu sebagai reward adalah suatu umpan balik mengenai kemajuan murid dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. [5]

Sebagaiman islam yang bersifat universal, dalam kitabnyapun (Al-Qur’an) juga merangkum kelima unsur quantum teaching diatas. Yaitu:

  1. Segalanya bicara, disini menunjukkan adanya  pengakuan terhadap eksitensi semua makhluk yang ada dibumi bahwa mereka mempunyai jiwa atau personalitas. Sebagaimana terdapat dalam QS. Al-Ahzab:72 yang artinya “Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan memikul amanat itu dan mereka khawatir akan menghianatinya dan dipikulah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”
  2. Segalanya bertujuan, Seorang yang berakal akan selalu meneliti rahasia, manfaat, hikmah yang terkandung dalam semua ciptaan Tuhan, dengan itulah seorang akan menemukan teori-teori dalam sains dan semakin membawa dirinya pada Allah swt. Sebagaimana dalam QS. Ali-Imron: 191 yang artinya “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. 
  3. Pengalaman sebelum pemberian nama, sebagaimana Jibril yang telah menyampaikan wahyu dari Allah pada Nabi Muhammad saw, dengan menyuruh  Muhammad saw membaca ayat yang dibawanya atas perintah Allah, setelah itu baru Nabi memahaminya.
  4. Akui setiap usaha, dalam ajaran islam terdapat predikat yang diberikan peda seseorangn yang didasarkan pada usahanya. Sebagaimana orang yang mempercayai rukun iman dah hal-hal lainnya disebut dengan Mukmin, melaksanakan ajaran islam disebut Muslimdan orang yang bertakwa disebut dengan Muttaqin dan seterusnya. 
  5. Rayakan jika layak dirayakan, prinsip ini sejalan  dengan tradisi islam yang diantaranya pemberian nama yang baik kepada anak, penyembelihan hewan aqiqah dan menikahkan jika sudah dewasa. Semua itu merupakan perayaan yang didalamnya mengandung unsur pengakuan  terhadap keberadaan seseorang ditengan masyarakat.[6]
Prinsip-prinsip tersebut hendaknya harus diperhatikan oleh seorang guru/pendidik dalam memberikan sebuah pelajaran kepada peserta didik, karena prinsip ini merupakan dasar pembelajaran model quantum teaching ini. Selain itu, quantum teaching juga diharapkan mempermudah dalam proses belajar mengajar dan diharapkan dengan quantum teaching ini anak didik akan merasa betah dan cepat menyerap suatu pelajaran .

C.    Asas-asas Quantum Teaching
Quantum Teaching memiliki konsep yang harus selalu dingat bagi seorang pendidik dalam menyampaikan pembelajaran quantum teaching, yakni dengan azas utamanya yaitu: “ Bawalah dunia mereka kedunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka“.[7] Yaitu seorang pendidik harus dapat membangun jembatan autentik untuk dapat memasuki kehidupan seorang anak didik  dengan melibatkan semua aspek kepribadian manusia baik pikiran, perasaan, bahasa tubuh, pengetahuan, sikap dan keyakinan. Setelah itu pahami dan bawalah pada dunia kita untuk mencapai tujuan belajar itu sendiri.
Pada dasarnya pembelajaran quantum teaching ini menekankan keteraturan seoarang pendidik dan tuntas dalam menyampaikan sebuah materi, walau waktu yang tersedia dibilang cukup. Maka seoarang pendidik harus memperhatikan poin penting yang akan disampaikan kepada peserta didiknya dengan memperhatikan alokasi waktu.

D.    Model Pembelajaran Quantum Teaching
Dalam pembelajaran model quantum teaching hampir sama dengan sebuah simfoni, yang didalamnya terdapat banyak unsure-unsur yang bersatu menjadi satu kesatuan yang layak dipertontonkan. Unsur-unsur tersebut dibagi dalam dua kategori, yaitu konteks dan isi.
Dalam seksi konteks anda akan menemukan bagian yang anda inginkan untuk diubah, dalam hal ini dapat dikatakan sebagai panduan yang akan kita ajarkan, yaitu:
  • Suasana yang memberdayakan
  • Landasan yang kukuh
  • Lingkungan yangmendukung
  • Rencana pembelajaran yang dinamis
Sedangkan dalam hal isi, terdapat suatu keterampilan yang kita gunakan sebagi alat penyampaian, dapat dikatakan dalam hal isi ini mengandung unsur  metode seorang pendidik yang meliputi:
  • Penyajian yang prima
  • Fasilitasi yang luwes
  • Keterampilan belajar untuk belajar
  • Keterampilan hidup.
Dalam pelaksanaan quantum teaching terdapat kerangka rancangan pembelajaran quantum teaching yang lebih dikenal dengan istilah TANDUR, yaitu:
Ø  Tumbuhkan
tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah manfaatnya bagiku (AMBAK) dan manfaatkan kehidupan Pelajar”.
Ø  Alami
Ciptakan pengalaman baru yang dapat dimengerti oleh peserta didik
Ø  Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus strategi baru sebagai sebuah masukan.
Ø  Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi peserta didik untuk menunjukkan bahwa mereka tahu.
Ø  Ulangi
Tunjukan kepada peserta didik cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang  tahu itu”.
Ø  Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi dan pemerolehan ketrampilan dan ilmu pengetahuan.


[1] http://mahmun.wordpress.com/2008/03/12/quantum-teaching-pembelajaran-yang-menyenangkan/
[2] Bobbi de Porter, Mark Reardon dan Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching (Bandung: Kaifa, 2000), hal 3
[3] Ibbid, hal 5
[4] http://kihariyadi.jogja.bloghi.com/2005/05/25/metode-quantum-teaching.html
[5] http://psychemate.blogspot.com/2007/12/quantum-teaching.html
[6] Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenada Mediazz, 2003), hal 41-43
[7] Yanti Mulatsih, (Skripsi) Quantum Teaching Sebagai Alternatif Pendidikan Agama Islam,Ponorogo: Stain Ponorogo, hal 42
[8] Bobbi de Porter, Mark Reardon dan Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching (Bandung: Kaifa, 2000), hal 8-10

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts